AL FATIHAH

Al Fatihah adalah surah pembuka dalam Al Quran. Surah ini menjadi bacaan wajib dalam salat. Terdiri dari 7 ayat termasuk Bismillah. Jika dikelompokkan berdasarkan kalimat akan didapat 3 bagian. Masing-masing adalah :

Bagian 1
Berisi pujian kepada Allah. Terdiri dari ayat pertama hingga ayat ke empat.

Bagian 2
Berisi Pernyataan. Yaitu kalimat : Hanya kepada MU kami menyembah dan hanya kepada MU kami memohon pertolongan. ( ayat kelima ).

Bagian 3
Berisi doa. Yaitu kalimat : Tunjukilah kami jalan yang lurus. Jalan yang telah Engkau berikan kepada orang- orang yang Engkau beri rahmat.  Bukan orang yang Engkau murkai Dan bukan jalan orang yang zalim. ( ayat ke enam dan ke tujuh )

Dengan surah Al Fatihah ini Allah bermaksud memberi penjelasan kepada manusia tentang apa itu jalan yang lurus ( Sirrotol Mustaqim ) dan bagaimana cara berdoa kepada NYA.

Apa yang ada dalam surah Al Fatihah ini dapat menjadi pedoman bagi kita bahwa saat berdoa kepada NYA kita terlebih dahulu harus memuji NYA. Muliakan DIA, agungkan DIA dan nyatakan bahwa diri ini tidak memiliki kemampuan apapun jika tidak karena DIA. Lalu mohonkan apa yang diinginkan. Namun terkait keinginan ini Allah juga mengajarkan dalam ayat NYA yang lain agar kita tidak meminta kepada NYA sesuatu yang tidak kita ketahui hakekatnya. Kesenangan dunia, kemuliaan hidup dan keberhasilan duniawi sejatinya adalah hal-hal yang tidak kita ketahui hakekatnya. Karena kehidupan dunia ini tidak Allah ciptakan untuk membuat kita bersenang-senang. Atau berlimpah harta dan kemuliaan. Tapi untuk beribadah kepada NYA. Inilah hakekat kehidupan dunia yang sering kita lupakan. Karena hawa nafsu maka bagi kita hidup didunia ini hanyalah untuk kesenangan semata. Jika kita menjadi orang yang dibatasi maka kitapun bersedih. Mengeluh dalam hati , mengapa Allah menjadikan aku seperti ini?. Dan jika diberi kelapangan maka kitapun cenderung menjadi lupa diri. Menganggap kelapangan itu adalah bukti keberhasilannya menjalani kehidupan. Dan menjadi kebanggaan bahwa dia telah menjadi manusia yang eksis. Al Fatihah mengajarkan bahwa bukanlah itu yang harus dimintakan kepada NYA.

Allah menjelaskan dalam ayat yang lain bahwa untuk masing-masing diri telah ada ketetapan NYA. Yang sudah tertulis dalam Kitab ( Lauhmahfudz ) jauh sebelum manusia diciptakan. Itu tidak akan berubah kecuali Allah berkehendak lain. Pada saat janin berusia 3 bulan dalam kandungan, Allah tiupkan Ruh NYA dan ketetapan NYA yang telah tertulis itupun ikut bersama proses peniupan Ruh itu. Ruh yang telah membawa ketetapan NYA pun hidup dalam janin. Hingga saatnya dilahirkan. Ketika dia terlahir dari sejak bayi hingga dewasa , tua lalu mati maka itu semua berada dalam koridor ketetapan NYA. Tidak meleset sedikitpun. Dan Allah tidak akan mewafatkan seseorang sebelum sempurna semua ketetapan terjadi atas dirinya. Ini kita mengenalnya dengan kata : Takdir.

Seseorang tidak akan bisa lepas dari takdirnya. Karena Allah telah menjelaskan : Sekali kali tidak akan engkau jumpai perubahan atas ketetapan KU. Apa yang AKU tetapkan pasti terjadi. Maka jika melihat orang lain yang bergelimang harta dan kemuliaan janganlah terkesima dengan itu. Pahamilah bahwa itulah takdir atas dirinya. Tidak ada yang istimewa atas pribadi itu melainkan yang menciptakannya. Lihalah itu sebagai kebesaran Yang Maha Pencipta. DIA telah meminta kita untuk memperhatikan bagaimana DIA melebihkan seseorang atau suatu kaum atas yang lainnya. Itu bukanlah karena DIA lebih mencintai mereka. Karena DIA juga menjelaskan : Orang orang kaya itulah mereka yang berdosa.

Dengan Al Fatihah Allah mengajarkan kepada kita bahwa meminta kepada NYA haruslah dengan permintaan yang sesuai. Yaitu meminta apa yang belum menjadi ketetapan NYA. Yaitu : Petunjuk NYA. Terkait petunjuk Allah menjelaskan bahwa DIA menunjuki siapa yang DIA kehendaki. Dan DIA pula yang mnyesatkan siapa yang dikehendaki. Bisa jadi ketetapan tentang itu belum dijatuhkan atas diri kita. Karena Allah sudah menjelaskan bahwa kehidupan dunia ini DIA jadikan agar DIA bisa melihat bagaimana hamba-hamba NYA berbuat. Allah akan melihat apakah kita bersungguh sungguh dalam menuju kepada NYA. Oleh sebab itu DIA ajarkan bahwa doa untuk itulah yang harus dimintakan. Karena sesungguhnya tidak ada manusia yang akan mampu menempuh jalan NYA yang lurus jika tidak atas kehendak NYA. Jika DIA telah menghendaki seseorang untuk menempuh jalan NYA maka dia pasti akan mampu menempuhnya. Namun jika tidak dikehendaki maka dia pasti akan gagal. Inilah doa yang harus dimintakan kepada NYA. Inilah sesuatu yang kita ketahui hakekatnya. Bahwa tidak DIA ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada NYA. Dan kemampuan untuk menjalani itu adalah hal yang harus kita minta kepada NYA. Tidak akan ada yang mampu menuntun kita untuk menempuh jalan itu selain Allah. Meskipun untuk keperluan itu kita selalu memohon tuntunan dari para ulama, kyai, syekh, imam atau wali. Bahkan para nabi sekalipun tidak mampu melakukan itu. Karena kepada para nabi Allah telah menjelaskan bahwa sekali kali mereka tidak akan dapat memberi petunjuk kepada siapapun. Bahkan kepada orang yang dikasihi sekalipun. Barang siapa mendapat petunjuk itu hanya bagi dirinya. Dan barang siapa disesatkan maka tidak akan dijumpai yang bisa memberinya petunjuk.

Itulah hakekat surah Al Fatihah. Yaitu sebagai doa untuk medapatkan jalan keselamatan hidup yang sesungguhnya. Kehidupan yang sesungguhnya bukanlah di dunia ini. Kehidupan dunia adalah satu dari rangkaian kehidupan yang harus dijalani untuk sampai dalam kehidupan yang sesungguhnya. Kehidupan yang abadi. Meraka yang dalam kehidupan dunia selalu menuju kepada keabadian yang buruk maka disanalah mereka akan berakhir. Yaitu tempat kembali yang buruk. Abadi didalamnya. Dan bagi mereka yang bersungguh-sungguh menuju kepada keabadian yang baik maka kesanalah dia akan berakhir. Tempat kembali yang paling baik. Abadi dalam kebahagiaan. 

Setelah kita berdoa dengan membaca Al Fatihah minimal 17 kali dalam sehari , adakah kita pahami apakah jalan yang lurus itu ( Sirotol Mustaqim )?.

Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang menurunkan jalan Nya agar manusia mempunyai pedoman dalam menjalani kehidupan dimuka bumi. Jalan untuk menuju kepada NYA. Manusia diciptakan jauh setelah Allah menciptakan bumi dan langit serta mahluk mahluknya yang lain. Dan aturan serta ketentuan ( sunah ) yang Allah tetapkan telah tertulis dalam Kitab yang terpelihara ( Lauhmahfudz ) sebelum Allah menciptakan Malaikat dan Jin. Tidak ada yang mengetahui isi Kitab itu. Karena Allah menuliskannya tanpa ada yang menyaksikan apalagi membantunya. Padahal isi Kitab itu adalah segala ketentuan dan aturan. Jika Allah tidak menyampaikannya kepada yang dikehendaki maka tentulah tidak akan ada yang tahu tentang sunah-sunah itu. Allah bisa saja tidak memberitahukan itu. Dan niscaya tidak akan ada manusia dan jin yang akan selamat. Namun Allah berkehendak memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki. Oleh karena itu  DIA turunkan sebagian isi Kitab itu kepada hamba NYA untuk disampaikan kepada kaumnya. Agar mereka bisa selamat dari azab Jahanam. Karena Allah telah bersumpah untuk memenuhi Jahanam dengan sekalian Jin dan manusia bersama sama. Maka tidak akan ada manusia dan jin yang bisa selamat jika mereka tidak mengetahui apa-apa yang menjadi sunah Allah. Oleh karena itu Allah menyebut bagian Kitab yang DIA turunkan itu sebagai Rahmatan Lil alamin. Kita mengenalnya sebagai agama. Dan Allah memperkenalkannya sebagai : Jalan yang lurus ( sirotol mustaqim ). DIA berfirman : " Ini adalah jalan yang lurus. Barang siapa menghendaki niscaya dia akan menempuhnya. Namun sekali kali engkau tidak akan mampu jika tidak atas kehendak Allah ". Lalu dia memberi nama agama atau jalan kehidupan yang lurus itu : ISLAM. Yang telah DIA berikan kepada Adam As lalu susul menyusul kepada keturunannya hingga rasulnya yang terakhir : Muhammad saw. Lalu DIA menjelaskan : " Tidak ada satu kaum melainkan telah datang seorang pemberi peringatan kepada mereka dari kalangan mereka sendiri ". Dan kepada rasul NYA yang terakhir DIA berfirman : " Ikutilah agama nenek moyangmu Ibrahim. AKU tidak menghendaki kesulitan bagimu dalam agama. Dan AKU telah menyebut kamu semua muslim sejak dahulu ".

Itulah Sirotol Mustaqim. Jalan kehidupan yang lurus. Yang kita kenal dengan sebutan : Agama. Dan Allah menyatakan bahwa agama disisi NYA hanya satu. Yaitu : Islam. Kesimpulannya , Jalan yang lurus itu adalah agama yang Allah berikan kepada hamba2 NYA untuk disampaikan kepada kaumnya. Sebagai peringatan dan berita gembira. Dan itu adalah Islam. Yang sudah tersebar dimuka bumi sebelum nabi terakhir dilahirkan. Karena nabi terakhir itu diutus untuk menyampaikan peringatan dan berita gembira kepada kaum yang belum pernah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan. Itu sebabnya Jalan Yang Lurus itu DIA turunkan dalam bahasa Arab agar dipahami oleh penduduk negeri dan negeri negeri disekitarnya. Itulah Islam yang paling akhir turun ke bumi.

Mudahkah mendapatkan jalan yang lurus itu ?
Jika mudah tentulah Allah tidak akan menyuruh hamba NYA untuk berulang ulang memohon kepada NYA. Apalagi telah dia jelaskan bahwa kita sekali kali tidak akan mampu jika tidak atas kehendak NYA. Itu adalah jalan yang terjal mendaki. Disini kita bisa memahami mengapa Al Fatihah menjadi bacaan yang harus diulang ulang. 7 ayat yang diulang. Sirotol Mustaqim (Agama) itu adalah jalan menuju Allah. Milik DIA dan hanya diberikan kepada yang dikehendaki. Jika DIA telah rido Islam menjadi agama bagi seseorang maka selamatlah dia. Itulah orang yang paling beruntung. Yang telah dipilihNYA untuk masuk kedalam rahmatnya. Allah akan selalu menjaganya. Dia akan selalu terhindar dari melakukan dosa karena selalu Allah hindarkan. Namun untuk memperoleh Jalan NYA yang lurus ( agama ) itu tidaklah semudah mengucapkan doa Al Fatihah itu sendiri. Akan banyak diantara kita yang membacanya akan mengingkarinya dalam aktivitas hidup sehari-hari. Sebagai contoh , kita memohon kepada NYA tunjukilah kami jalan yang lurus. Tapi dalam kenyataan hidup sehari hari kita cenderung mengikuti yang selain Allah. Kita meminta petunjuk kepada yang kita anggap berilmu agama. Lalu kita taklid kepadanya. Mengikuti segala ujarannya. Lantas siapakah Tuhan kita sesungguhnya ? Sungguhkah kita meminta jalan yang lurus itu kepada NYA ?. Atau contoh lain lagi, Kita telah meminta jalan yang lurus itu kepada NYA , namun saat jalan yang lurus itu DIA perlihatkan dalam kehidupan kita , kita berpaling. Ketika kita melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan pengajaran NYA dan kita diingatkan dengan kalimat NYA , kita ingkar. Berdalih pemahaman ayat itu tidak seperti itu. Kita menjadi seperti perumpamaan yang ada dalam Kitab , yaitu orang yang melempar Kitab kebelakang punggungnya. Seakan tidak tahu. Menganggap itu tidak ada dalam Kitab. Atau contoh lain, kita telah meminta jalan yang lurus kepada NYA , tapi kita senang melanggar larangan NYA. Menggibah , menghasut , memfitnah, mengikuti sesuatu yang tidak diketahui kebenarannya , mengurangi hak orang lain , tidak bersikap seimbang atau adil dalam menghadapi sesuatu karena lebih mementingkan ego, berpecah belah dalam kehidupan beragama dan banyak lagi keburukan-keburukan yang lain. Tanpa kita sadari kita telah menginjak injak dan mengingkari doa kita.

Itulah beratnya sirotol mustaqim. Agama ini hanya diberikan kepada siapa yang dikehendaki. Tidak semua yang mengaku beragama dan berpenampilan agama memperoleh itu. Dan sarananya atau medianya adalah dengan Al Fatihah. Maka bersungguh sungguh dengan Al Fatihah baik dalam pengucapan maupun tindakan ( perbuatan ) adalah syarat untuk mendapat sirotol mustaqim itu. Yang harus kita pahami , agama ( sirotol mustaqim ) itu diturunkan bukan untuk membuat semua manusia beragama. Bukan untuk membuat semua manusia beriman. Karena kalau hanya untuk itu sangatlah mudah bagi Allah membuat semua manusia beriman. Tapi agama itu DIA turunkan agar dengan itu DIA bisa memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki. Berlomba, bersaing dalam meraih petunjuk NYA itulah yang harus kita upayakan sepanjang hidup didunia. Bukan dengan berpecah belah. Bukan dengan mempersoalkan syariat yang lain. Bukan dengan membahas dan membandingkan Kitab-Kitab lain lalu merasa diri yang lebih baik. Merasa suci. Bukan dengan memaksa yang lain mengikuti syariat yang kita yakini. Tapi dengan menjaga diri untuk selalu menjalani hal hal yang sunah. Yaitu segala hal yang DIA ajarkan dalam Kitab NYA. Dan selalu merasa diri lemah dan karenanya selalu bermohon dengan merendahkan diri dihadapan Allah. Dan selalu berharap agar Allah mengabulkan doa Fatihahnya.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puasa Untuk Menjadi Pribadi Yang Bertakwa (Kajian 6)

PANCASILA - Dasar & Falsafah Negara