Apakah Itu Menyekutukan Tuhan (Kajian 3)


Dalam menjalani kehidupan beragama ada satu hal yang harus diwaspadai. Sesuatu yang dapat menghancurkan kita dalam meraih cita-cita rohani. Yaitu meraih kebahagiaan akhirat. Alih-alih mendapatkan pahala yang tak terhingga yang dialami justru abadi di neraka. Sudah banyak jerih payah yang dijalani. Sudah banyak pengetahuan agama dipelajari. Dan tidak ada kekurangan dalam melakukan ibadah. Namun akhir dari itu semua adalah neraka Jahanam. Itulah yang akan dialami jika dalam menjalani kehidupan beragama kita mengadakan sekutu bagi Allah. Syirik. Kita menjadi musyrik. Dan Allah telah memperingatkan bahwa sesungguhnya kebanyakan manusia itu tidak beragama melainkan dalam keadaan musyrik. Bagi yang demikian ini Allah akan menghapus seluruh amal-amalnya. Bahkan jika dia seorang rasul sekalipun.

Apakah syirik ( menyekutukan Tuhan) itu? 

Syirik adalah sikap yang meyakini bahwa ada kekuatan dalam hidup ini selain dari Allah. Keyakinan itu bisa terhadap sesuatu benda atau mahluk. Keyakinan atas kekuatan itu bisa berarti meyakini bahwa benda atau mahluk itu bisa memberi suatu kebaikan atau keburukan. Atau meyakini bahwa benda atau mahluk itu memiliki kedudukan istimewa disisi Tuhan dan bisa memberikan kebaikan atau keburukan sebagaimana halnya Tuhan. Meyakini bahwa kedudukannya yang sangat dekat dengan Tuhan itu bisa membuatnya seolah pengganti Tuhan. Atau sama dengan Tuhan.

Allah telah dengan tegas melarang hal itu. DIA menegaskan , Janganlah mengadakan sekutu apapun bagi KU. Maka jelas bagi kita bahwa mengadakan sekutu adalah larangan Allah. Apapun alasannya. Dan kita semua tahu apa akibat yang didapat jika larangan Allah dilanggar.

Sekarang, hal-hal apa sajakah yang masuk dalam kategori menyekutukan Tuhan?

Pertama , meyakini bahwa sesuatu benda atau mahluk dapat memberikan kebaikan atau keburukan. Contoh untuk ini adalah meyakini jimat, dukun, jin atau hewan yang memiliki keistimewaan. Atau meyakini seorang ulama atau pemuka agama yang memiliki karomah. Yang bisa mendatangkan kebaikan atau keburukan. Untuk memohon sesuatu kepada Allah kita meminta kepadanya untuk mendoakan. Atau untuk menjalani suatu urusan kita merasa harus datang kepadanya meminta restu agar berhasil. Dan kita sangat takut kepadanya karena meyakini dapat memberi mudarat. Merasa sangat berdosa jika pada hari-hari tertentu tidak datang kepadanya. Singkat kata benda atau mahluk itu telah menjadi tuhan bagi kita. Kita telah menjadikannya sebagai tandingan bagi Allah (Sekutu Allah). Seakan Tuhan dan sebagai pengganti Tuhan.

Kedua , meyakini bahwa seorang hamba Allah sangat dekat dengan Allah dan karenanya dapat membawanya sedekat mungkin kepada Allah. Diantara manusia ada yang menjadikan sebagian dari hamba-hamba Allah sebagai bagian dari Allah. Mereka meyakini bahwa hamba itu akan mendekatkan mereka kepada Allah sedekat-dekatnya. Ada Rasul yang diyakini sebagai Tuhan atau bagian dari Allah. Karena diyakini sebagai kekasih Allah maka mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Padahal firman Allah adalah : " Diantara manusia ada yang mengadakan sekutu sebagai tandingan bagi Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Kelak orang-orang zalim itu akan mengetahui akibat perbuatannya. Mereka yang sungguh-sungguh beriman hanya cinta Allah".

Yang juga termasuk dalam bentuk kemusyrikan yang kedua ini adalah mereka yang taqlid kepada pemuka agamanya. Apakah dia seorang ustadz, kyai, syekh, mursyid atau imam. Mereka yang tunduk dan patuh pada aturan-aturan agama yang dibuat oleh sesama tanpa ijin Allah.

Mencintai seorang hamba Allah sebagaimana halnya mencintai Allah adalah bentuk kemusyrikan.

Ketiga , adalah berpecah belah dalam kehidupan beragama. Terkait ini penjelasan Allah adalah : " Bersegeralah kepada ampunan Tuhanmu. Laksanakanlah shalat dan keluarkanlah zakat. Dan janganlah kamu seperti mereka yang menyekutukan. Yaitu, mereka yang memecah belah agamanya. Lalu mereka hidup berkelompok-kelompok. Dan masing-masing kelompok berbangga-bangga dengan apa-apa yang ada dalam diri mereka. Didalam surah yang berbeda Allah melanjutkan ayat yang sama dengan : Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya hingga waktu yang ditentukan. Dapat disimpulkan bahwa mereka yang berpecah belah itu adalah musyrik dan sesat.

Saat ini hampir tidak ada umat yang tidak berpecah belah dalam agamanya. Padahal Allah mengancam akan melempar mereka semua ke neraka. Allah akan hapus semua amal-amalnya. Bahkan Allah melarang bersembahyang (shalat) di masjid yang didirikan oleh orang-orang musyrik itu. Yang tujuannya untuk memecah belah. Allah melarang shalat didalamnya untuk selama-lamanya. Allah mengumpamakan masjid yang mereka dirikan itu berada ditepi jurang yang akan runtuh ke neraka bersama mereka yang ada didalamnya.

Itulah bentuk-bentuk kemusyrikan yang Allah terangkan dalam Kitab NYA. Allah tidak mau disekutukan. Allah adalah Rabb yang pencemburu. Allahpun membuat perumpamaan antara seorang hamba sahaya yang berada dalam penguasaan 2 majikan dengan yang hanya dikuasai oleh satu majikan. Manakah diantara itu yang keadaannya lebih baik? 

Allah menginginkan mereka yang beriman kepada NYA untuk langsung berurusan dengan NYA. Tanpa perantara apapun dan siapapun. Karena hadirnya perantara akan mempertebal hijab ( pembatas) antara hamba dengan Tuhannya. Dia sudah mempertegas dan menjelaskan itu. Bahkan untuk memintapun manusia diajarkan untuk langsung meminta kepada NYA. " Mintalah kepada KU. Niscaya AKU kabulkan". Bahkan seorang nabi dan rasul sekalipun tidak bisa memintakan bagi seseorang. Terkait doa Rasul ini Allah menjelaskan: Sesungguhnya doamu itu akan menenteramkan hati mereka. Allah tidak berjanji untuk dikabulkan. Maka sesungguhnya doa sendiri itu lebih afdol dari pada doa orang lain. Meskipun dia seorang nabi. Dan terkait doa kita harus ingat penjelasan Allah : Janganlah engkau meminta kepada Tuhanmu sesuatu yang tidak engkau ketahui hakekatnya.

Jika kita telah mengetahui hal-hal apa saja yang bagi Allah dipandang  menyekutukan maka itu semua harus dihindari. Karena tidaklah akan selamat seseorang kelak di akhirat jika dia termasuk orang-orang yang menyekutukan. Sehebat apapun ibadahnya. Dan setinggi apapun ilmu agamanya. Dan semulia apapun kedudukannya di bumi. Ini berlaku bagi yang menyekutukan maupun yang disekutukan. Itu sebabnya Allah mewahyukan kepada nabi Muhammad untuk mengajarkan kepada manusia agar jangan sekali-kali menyekutukan Allah. " Katakanlah : sesungguhnya aku ini hanyalah manusia biasa seperti halnya kamu. Yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhanmu adalah Tuhan Yang esa. Barang siapa hendak bertemu Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan amalan-amalan salih dan janganlah mengadakan sekutu dalam beribadah kepada NYA.

Jelaslah bahwa nabi Muhammad dan juga nabi dan rasul-rasul sebelumnya mengajarkan untuk tidak mengadakan sekutu dalam beribadah kepada Allah. Namun dalam kenyataan sangatlah banyak diantara orang-orang beriman yang senang disekutukan. Bahkan mereka membentuk penyekutuan. Mereka menyesatkan banyak umat. Hal ini digambarkan Allah dalam Kitab NYA. Bahwa kelak saat manusia dibangkitkan Allah bertanya : Dimanakah sekutu-sekutu itu yang dahulu kamu sangka ( maksudnya, disangka bisa menolong)?. Lalu mereka yang bersekutu itu dikumpulkan. Kepada yang disekutukan diseru : Apakah kamu yang telah menyesatkan mereka atau mereka sendiri yang sesat dari jalan? Yang disekutukan menjawab : kami telah menyesatkan mereka sebagaimana kami sesat. Lalu Allah melempar mereka semua ke neraka. Namun ada juga yang disekutukan tidak mengetahui penyekutuan itu. Karena hidup berbeda jaman. Terpisah oleh waktu yang jauh. Mereka yang disekutukan itu akan mengingkari kemusyrikan itu. Allah menerangkan : Kelak pada hari kiamat mereka akan menolak penyekutuanmu. Mereka akan menjadi musuh bagimu.

Mereka yang berpecah belah dalam agama dan dengan sengaja membangun kekuatan kelompok dan berbangga dengan itu sangatlah sulit disebut sebagai yang menolak penyekutuan. Mereka menikmati penyekutuan itu. Dan memperoleh banyak kesenangan hidup disitu. Dan yang mengikutinya menjadikannya sebagai sesembahan selain Allah. Ini bisa ditemui dalam umat mana saja. Semua umat beragama terjebak dalam kemusyrikan ini. Ini telah menjadi ketetapan Allah bahwa kebanyakan manusia itu tidak beragama melainkan dalam keadaan musyrik.

Maka kita harus menyadari bahwa kemusyrikan adalah jebakan terbesar dalam beragama. Disinilah Allah menguji manusia. Siapakah yang sungguh-sungguh beriman dan siapa yang dusta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puasa Untuk Menjadi Pribadi Yang Bertakwa (Kajian 6)

PANCASILA - Dasar & Falsafah Negara

AL FATIHAH