Shalat Untuk Mencegah Diri Dari Perbuatan Keji Dan Mungkar (kajian 5)


 Setelah mengaji takdir kehidupan, Islam, Syirik dan taubat maka saatnya kita melakukan sesuatu untuk menjaga diri agar tidak terjebak dalam lumpur dosa. Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang  telah menurunkan ilmu NYA  bagi keselamatan manusia.  Salah satu ilmu itu adalah : Shalat.

" Sesungguhnya shalat itu dapat mencegahmu dari perbuatan keji dan mungkar".

Nabi Muhammad saw mengalami sebuah peristiwa besar untuk menerima ilmu itu. Yaitu mengalami perjalanan luar biasa hanya dalam semalam. Bertemu Allah di Sidratul Muntaha dilangit tertinggi. Isra' mi'raj. 

Itulah saat pertama kali nabi Muhammad menerima perintah untuk shalat dan berhadapan langsung dengan Allah melalui tabir. 

Shalat adalah ilmu yang Allah turunkan kepada manusia dan jin sebagai media untuk menyembah NYA. Allah telah menurunkannya kepada moyang kita semua nabi Adam as. Lalu berturut-turut kepada semua nabi dan rasul NYA. Dalam Kitab Nya Allah mewahyukan tentang perkataan nabi Adam kepada anak-anaknya. " Allah memerintahkan kepadaku untuk shalat dan mengeluarkan zakat seumur hidupku". Dan Allah juga mewahyukan tentang perintah NYA kepada nabi Musa dan kaum bani Israel untuk mendirikan shalat. Dan Allah juga mewahyukan tentang shalat nabi Isa. "Dia shalat dengan berdiri, rukuk dan sujud". Maka dapat disimpulkan bahwa shalat adalah ruh dari agama yang Allah berikan kepada para nabi dan rasul NYA yaitu : Islam. 

Pada mulanya kiblat shalat nabi Muhammad adalah ke masjidil Aqsha. Hingga kemudian Allah merubahnya ke Masjidil Haram. Dan Allah menjelaskan : Maka masing-masing umat telah memiliki kiblatnya.

Mengapa Allah menjelaskan bahwa sesungguhnya shalat itu dapat mencegahmu dari perbuatan keji dan mungkar ?. Penjelasan ini tentu memiliki kebenaran yang tak terbantahkan.

Untuk sampai pada pemahaman itu maka kita perlu memperhatikan kalimat Allah yang menjelaskan bahwa shalat itu Dia perintahkan agar manusia dapat menyembah dan mengingat NYA pada waktu-waktu yang telah ditetapkan. Kehidupan dunia ini telah membuat sibuk manusia. Dalam kesibukan itu maka kelalaian pasti terjadi. Ini karena kesibukan yang dijalani manusia pasti melibatkan hawa nafsunya. Dalam keadaan yang demikianlah maka hal buruk sangat sering kita lakukan. Baik itu dengan sengaja atau tidak. Maka jadilah kita sebagai pelaku perbuatan keji dan mungkar. Lantas apa kaitannya dengan shalat? Apakah dengan mengerjakan shalat dijamin kekejian dan kemungkaran tidak akan dilakukan? Jawabnya adalah sangat mungkin keburukan itu tidak dilakukan jika shalat dijalani dengan sungguh-sungguh. Benarkah demikian?

Shalat atau dalam kata lain disebut sembahyang adalah suatu aktivitas yang ditujukan untuk menyembah, mengingat dan mengagungkan Sang Pencipta. Setiap orang yang beragama maka dia pasti mempunyai keinginan untuk menyembah Tuhannya. Disini ada sebuah persyaratan yang harus dipenuhi oleh pelaku sembahyang itu jika dia ingin sungguh dalam sembahyang nya. Yaitu bahwa dirinya sadar sepenuhnya bahwa memiliki keinginan untuk menyembah Tuhannya. Dan itu dilakukannya karena dia membutuhkan Tuhan. Bukan sebaliknya. Dia menyembah bukan karena kewajiban. Jika keadaan ini ada dalam diri seseorang maka sembahyang atau shalat yang dilakukannya dapat membantunya mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Apalagi jika dalam waktu-waktu sibuknya dia menyisihkan waktunya untuk shalat atau sembahyang. Itu sebabnya Tuhan memerintahkan untuk mengingat NYA diantara waktu-waktu sibuk manusia. Bukan untuk mengganggu kesibukan itu. Tapi untuk menjaganya dari peluang melakukan hal-hal yang keji dan mungkar. Bukankah jika ditengah kesibukan ada waktu yang kita gunakan untuk introspeksi diri dengan mengingat Tuhan maka hal itu akan membuat diri ini tersadar kembali untuk menghindari kekeliruan dan kesalahan?. Bukankah jika hal ini selalu terjadi secara rutin dengan irama yang stabil akan membuat benteng pertahanan diri semakin kokoh?

Itulah relevansi shalat atau sembahyang dengan kemampuan menghindari perbuatan buruk. Memang tidak semua orang yang sembahyang akan mampu membangun benteng pertahanan itu. Bahkan sangat banyak yang gagal. Ini sangat mungkin disebabkan karena kesalahan orientasi dari shalatnya. Jika dia shalat atau sembahyang hanya sekedar melaksanakan kewajiban maka benteng pertahanan itu tidak akan terbangun. Untuk memahami ini maka kita harus memperhatikan detil-detil shalat.

Detil-detil shalat itu adalah :

Niat, takbir, iftitah ( pembuka), doa Fatihah, ruku', i'tidal, sujud, doa antara sujud dan tahiyat. Terakhir, doa keselamatan bagi semua ( salam).

Karena shalat adalah ilmu yang Allah turunkan maka detil-detil shalat itu bukanlah sesuatu yang tidak berguna. Itu semua adalah sesuatu yang sarat makna dan multi guna. Semua bacaan yang diajarkan untuk dibaca dan gerakan-gerakan yang harus dilakukan memiliki makna dan tujuan yang besar. Sangat berguna bagi yang menjalani dalam usahanya menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar.

Saat kita membaca ayat-ayat pembuka dengan hati yang telah khusuk karena takbiratul ihram maka itu akan dapat membuat melelehnya air mata di pipi. Apalagi jika kita membacanya tidak dengan direndahkan atau disembunyikan. Dalam Al Quran Allah mengajarkan cara melafazkan bacaan shalat. " Janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam shalat dan jangan pula merendahkannya. Carilah yang diantara itu ". Jika kita menyembunyikan bacaan dan hanya dalam hati maka kita akan kesulitan mendapat titik temu antara pikiran, tubuh dan jiwa. Karena apa yang dilafazkan tubuh dalam hati tidak diikuti oleh pikiran dan jiwa karena indera lain masih terbuka. Belum fokus. Tapi jika melafazkannya secara lahir dan tidak dikeraskan tapi cukup terdengar oleh telinga maka apa yang didengar telinga itu akan menarik pikiran. Lalu hati kita mengikuti apa yang didengar telinga itu dengan makna kalimat. Maka konsentrasi hati terhadap bacaan yg didengar telinga akan menarik jiwa kita. Dengan demikian maka pikiran, tubuh dan jiwa ada dalam satu irama. Pikiran dan jiwa tidak lari kemana-mana. Ini yang akan membuat melelehnya air mata. Setidaknya hati dan jiwa akan tergetar dan membuat shalat menjadi lebih nikmat.

Jika saat mengucap takbir sebagai awal shalat kita sudah mengikutinya dengan hati dan pikiran maka fokus terhadap bacaan-bacaan shalat akan menjadi lebih kuat. Oleh sebab itu awali shalat dengan niat untuk menyembah Allah berkat rahmat NYA. Karena khusyuknya ibadah adalah rahmat Allah.

Saat kita mengucap : aku hadapkan diriku dan jiwaku hanya kepada Allah pencipta langit dan bumi dengan penuh keikhlasan. Sampai disini hati mulai tergetar. Lalu dilanjutkan dengan, Dan aku bukanlah seorang yang musyrik. Berhenti sejenak untuk meneguhkan hati. Lalu dilanjutkan, Sesungguhnya shalatku, dan ibadahku, dan hidupku dan matiku hanya karena Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi NYA dan aku hanya menyembahnya. Dan aku adalah seorang yang muslim. Berhenti sejenak untuk meneguhkan hati dengan membaca La haula walaa quwwata illa billah. Lalu dilanjutkan dengan doa utama. Al Fatihah.

Surah Al Fatihah adalah surah wajib dalam shalat. Ini diwajibkan bukan sembarangan. Bukan karena surah itu adalah ummul Quran. Tetapi karena Surah itu berisi doa utama. Itulah hakekat diturunkannya agama kepada manusia. Agar mereka mengenal dan mendapat agama yang lurus sebagai jalan keselamatan. Agama tidak diturunkan kecuali untuk menjadi jalan bagi manusia terlepas dari penderitaan. Ada 3 bagian dalam Surah ini. Bagian pertama berisi pujian. Bagian kedua adalah pernyataan. Atau sumpah. Dan bagian ketiga adalah doa keselamatan. Atau doa utama. 

Segala puji hanya bagi Allah Tuhan alam semesta. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang berkuasa pada hari kemudian. Inilah puji2an yang hanya patut bagi Allah. Jika sudah mengucapkan kalimat ini dengan sungguh-sungguh dalam shalat maka tidak boleh ada lagi pujian bagi yg selain Allah. Tidak ada lagi kekaguman kepada siapapun. Tidak boleh ada basa basi pujian untuk menyenangkan hati.

Hanya kepada MU hamba menyembah dan hanya kepada MU hamba memohon. Ini adalah pernyataan atau sumpah. Bahwa tidak ada satupun yang disembah selain Allah. Konsekuensinya tidak ada yang diikuti kebenarannya selain kebenaran Allah. Tidak bagi imam, mursyid, syekh, kyai ataupun ustadz. Tidak ada satu ulamapun yang diikuti karena hanya Allah yang disembah. Ditaati dan dipatuhi. Sesuai firman NYA : Taat dan patuhlah hanya kepada KU. Ini adalah sebuah pernyataan yang mudah diucapkan namun sangat berat untuk diamalkan. Teramat banyak umat yang mengkhianati sumpah ini dalam hidupnya. Karena memiliki sesembahan selain Allah. Berhenti sejenak setelah membaca ayat ini. Untuk meneguhkan hati dan jiwa.

Tunjukilah hamba jalan yang lurus. Jalan yang telah Engkau berikan kepada mereka yang Engkau beri petunjuk. Bukan yang Engkau murkai. Dan mereka yang zalim. Inilah doa utama itu. Barang siapa yang dikabulkan doanya maka dialah orang yang paling beruntung. Dialah orang yang akan selalu dalam lindungan NYA. Berada dalam petunjuk NYA. Allah akan selalu menjaganya sehingga dia terhindar dari melakukan hal-hal yang keji dan mungkar. Yang dapat melemparkan dirinya dari jalan yang lurus. Berhenti sejenak setelah membaca doa ini. Untuk meneguhkan hati dan jiwa bahwa kita sungguh memohon itu. Lalu ucapkan : Amiin Yaa Rabbal alamin.

Lalu dilanjutkan dengan surah lain yang dipahami maknanya. Jika diperhatikan saat membaca surah lain ini seakan Allah sedang memberi wejangan kepada kita. Setelah kita memujiNYA, berikrar kepada NYA dan memohon jalan yang lurus sebagai hamba yang datang kepada NYA. Oleh sebab itu resapi makna surah yang dibaca setelah fatihah seakan Allah berdiri dihadapan kita memberi wejangan. Dia menggunakan diri kita, tubuh kita, lisan dan pendengaran untuk menasehati.

Pujilah DIA sepenuh hati saat ruku'. Yakinkan diri bahwa sedang menyembah NYA. Yang baru saja memberi wejangan. Jangan terlalu cepat dalam ruku'. Agar dapat merasakan nikmatnya penyembahan itu. Rasakan bahwa diri ini sungguh rendah dihadapannya. Dan mintalah kepada NYA untuk meneguhkan diri ini dalam rahmat NYA. Lalu i'tidal. Dan lafazkan bacaan i'tidal dengan sempurna sbg pernyataan keyakinan bahwa Allah tidak pernah ingkar janji.

Setelah kita puji DIA dalam ruku' maka kitapun memuji NYA dalam sujud. Nikmati sujud ini sebagai kepasrahan total seorang hamba kepada Sang Pemilik. Pujilah berkali-kali hingga puas rasa hati. Lalu duduk untuk memohon kepada NYA. Dalam duduk ini kita memohon ampunan, karunia, kemuliaan, rejeki dan kesehatan. Doa yang komplit. Maka mintalah dengan sebaik-baik permintaan. Jangan terburu-buru. Dan harus dengan kesungguhan hati.

Pada saat duduk tahiyat kita bersaksi bahwa kebaikan, keberkahan, keselamatan dan kemanfaatan hanya karena Allah. Karena kehendak NYA. Dan tidak ada tuhan. Yang ada hanyalah Allah. Dan bahwa Muhammad adalah rasul NYA. Dan kita akhiri shalat itu dengan memohon keselamatan dan berkah bagi semua yang ada disekitar kita.

Sungguh jika diperhatikan detil-detil shalat itu maka sangatlah dalam arti shalat itu bagi pelakunya. Dia memuji Tuhan. Berikrar hanya menyembah Nya dan bermohon hanya kepada NYA.  Bermohon untuk mendapatkan jalan yang lurus. Agar selamat hidup di dunia dan akhirat. Dan bersaksi akan kebesaran NYA dan keesaan NYA. Dan dengan ketulusan memohon keselamatan dan keberkahan bagi semua yang ada di kanan kirinya. Maka adakah peluang untuk berbuat keji dan mungkar ?. Jika semua detil shalat dijalani dengan sungguh-sungguh?. Maka jelaslah bahwa sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.

Namun, sudahkah semua yang shalat mendapatkan ilmu itu?. Ilmu tidak cukup hanya dipelajari. Tapi harus diamalkan. Pada amalan itulah akan nampak adakah shalat itu maujud dalam dirinya. Karena jika tidak maka celakalah dia. Sebagaimana yang Allah terangkan dalam Kitab NYA. 

" Maka celakalah mereka yang shalat. Yaitu mereka yang lalai akan shalatnya.(shalat itu tidak maujud dalam dirinya. Lalai krn tidak mengamalkan shalat dalam hidupnya. Ibadahnya tidak menjadi amalan. Hanya ritual belaka). Yaitu mereka yang suka pamer. Dan enggan menolong dengan yang berharga ".

Jika shalat hanya jadi bunga dalam beragama maka sia-sialah shalatnya. Hanya untuk pamer atau mendapat pujian. Yang tidak diamalkan dalam hidupnya. Selesai shalat dia kembali kepada hawa nafsunya. Lalai. Menggibah, menghasut, memfitnah, mencaci, mengolok, dusta, ingkar janji, melanggar amanah dan keburukan lain. Padahal dalam shalatnya dia bermohon, tunjukilah aku jalan yang lurus. Selesai shalat ajaran yang lurus itu diingkarinya dengan beragam dalih. Dan bersedekah dengan sesuatu yang dia memandangnya dengan memicingkan mata. Pakaian bekas, uang receh atau makanan yg tidak disukainya. Lalu memamerkan apa-apa yang ada pada dirinya. Dan apa-apa yang telah dikerjakannya. Berharap pujian dan kekaguman. Dan senang membanggakan apa-apa yang tidak dikerjakan.

Maka, jika sungguh-sungguh memohon jalan keselamatan kepada Allah,  telitilah shalat mu. Adakah itu sudah maujud dalam diri? Sehingga ada alasan bagi Allah kelak untuk memasukkanmu kedalam surgaNYA. Karena tergolong hamba NYA yang amanu wa amilusshalihati. Atau DIA akan melemparmu ke jahanam karena engkau adalah hamba NYA yang sahun. Yang senang menzalimi diri.

Maka berhentilah mempersoalkan orang lain. Karena engkau tidak bertanggung jawab atas mereka. Dan mereka tidak bertanggung jawab atasmu. Bagi mereka amalan mereka. Dan bagimu amalanmu. Sejatinya kehidupan dunia ini adalah kontes amalan kehidupan. Maka siapa yang telah beramal saleh dalam keadaan beriman maka dialah sebaik-sebaik hamba Allah. Allah menjadikan sebagian manusia sebagai ujian bagi sebagian yang lain. Maka kesabaran adalah hal yang dituntut Allah. Dan DIA hanya menyediakan surga NYA bagi mereka yang telah mengerjakan kesabaran dalam hidupnya. Dan berpegang teguh dalam kebenaran. Maka itulah orang-orang yang tidak merugi dalam berjalannya waktu. Yang akan disambut oleh para Malaikat yang memasuki surga dari segenap pintunya : Salamun alaikum bima sabartum.

Shalat dapat menjadi sebab seseorang berada di Jannah ( surga). Karena dia berhasil menjadikan shalatnya sebagai pencegah dari berbuat keji dan mungkar. Shalat telah membuatnya selalu ingat kepada Allah. Dan membuatnya taat dan patuh hanya kepada NYA. Shalat telah membuatnya selalu berusaha menjauhi hawa nafsunya. Itulah orang-orang yang khusyuk. Karena berada dalam koridor kesabaran.

Namun shalat dapat menjadi sebab seseorang berada di neraka yang paling pedih. Karena dia telah menjadi kafir setelah beriman. Dia sahun. Lalai akan shalatnya. Dia shalat tapi tetap mengikuti hawa nafsunya. Dia telah menuhankan hawa nafsu itu. Dan dia bermain-main dengan haq dan batil. Dia campurkan keduanya. Dan dia campurkan iman dan syirik. Dia membaca Kitab Allah. Tapi mengingkari sebagiannya. Maka jadilah itu semua sebagai penyebab Allah melemparkannya kedalam azab yang paling pedih. Yang tidak diberikannya kepada yang lain.

" Mereka yang kafir lalu beriman dan kafir lagi maka AKU akan menambah kekafiran itu dalam dirinya sehingga dia tersesat semakin jauh. Dan AKU akan mengazabnya dengan azab yang tidak AKU berikan kepada yang lain".

Jika bersungguh-sungguh dalam mengerjakan salat dan tidak menjadikannya sekedar bunga dalam beragama maka Insyaa Allah salat itu akan dapat membantu kita menghindarkan diri dari perbuatan keji dan mungkar.

" Salatlah hingga yakin datang kepadamu". Firman Allah ini mengajarkan agar jangan salat hanya untuk mendapat pahala. Apalagi untuk mendapat pujian dan penghormatan sebagai ahli ibadah. Dan juga jangan karena ada yang disembah bersama Allah. Tapi kerjakanlah salat itu dengan sungguh hingga datang keyakinan pada diri bahwa sedang sujud dan bersimpuh dihadapan NYA. Dan yakin bahwa diri ini hanya mengagungkan NYA. Tidak ada selain DIA yang turut diagungkan. Dan tidak ada selain DIA yang disembah dan ditakuti. Maka janganlah terburu-buru dalam salatmu. Karena dirimu sedang bersama NYA dalam waktu yang istimewa. Yang sedang bermohon kepada NYA dan menerima wejangan dari NYA.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puasa Untuk Menjadi Pribadi Yang Bertakwa (Kajian 6)

Apakah Itu Menyekutukan Tuhan (Kajian 3)

Apakah Itu Islam (kajian 2)