TAUBAT (kajian 4)


Taubat itu hanya bagi mereka yang berdosa karena tidak mengetahui.

Kalimat diatas adalah firman Allah dalam Kitab NYA. Kita semua tahu bahwa tidak ada manusia yang bersih dari dosa. Bahkan bagi yang beriman sekalipun. Namun Allah akan menghapus dosa-dosa kecil mereka yang beriman. Bagaimana dengan dosa-dosa besar yang telah dilakukan? Apakah Allah akan menghapusnya?

Bagi mereka yang menyadari telah melakukan dosa dan tidak bermain-main dengan dosa itu maka Allah menjanjikan bahwa Dirinya adalah penerim taubat. Allah akan menerima hamba NYA yang sungguh-sungguh kembali kepada NYA. Yang mengadakan pertaubatan. Namun dengan syarat : harus bersegera dalam taubat dan sungguh-sungguh membuktikan tidak kembali mengerjakannya. Sungguh-sungguh meninggalkannya. Bagi yang demikian inilah Allah menjanjikan bahwa Dirinya adalah penerima taubat.

Namun banyak diantara umat nabi Muhammad yang mendistorsi sifat Allah Yang Maha Pengampun. Mereka meyakini bahwa dengan sifatNya itu Allah akan mengampuni siapa saja yang berdosa. Padahal yang Allah jelaskan dalam KitabNya tidaklah demikian. Memang benar bahwa Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan juga Maha Pengampun. Dan Allah pun telah menetapkan bagi Dirinya kasih sayang. Tapi harus disadari bahwa Allah pun memiliki azab yang sangat pedih. Yang pedihnya tak terbayangkan. Dan DIA pun Maha Adil. Maka DIA menetapkan bahwa taubat Nya itu hanya bagi mereka yang bersegera kepada ampunan Allah dan tidak bermain-main dalam dosa. Tidak menunda pertaubatan itu. Belum jatuh ketetapan NYA atas azab bagi yang bersangkutan. Jika ketetapan itu telah jatuh maka pintu taubat pun tertutup rapat. Yang jadi masalah bagi manusia adalah tidak ada yang mengetahui kapan pintu taubat itu tertutup. Inilah yang harus dipahami  tentang taubat.

Dalam Kitab NYA Allah mengisahkan tentang firaun yang ditolak taubatnya. Ketika ketetapan Allah telah jatuh bahwa firaun dan bala tentaranya musnah di laut merah maka sejak itu pintu taubat tertutup. Itu sudah terjadi sebelum firaun dan bala tentaranya mengejar Musa hingga ke laut merah. Ketika ajal didepan mata firaun bersumpah bahwa Tuhannya adalah Tuhannya Musa, Allah tidak menerima sumpah itu. Sudah tidak berlaku lagi pengakuan apapun dari firaun bagi Allah. Karena ketetapan bagi dirinya telah jatuh dan pintu taubat tertutup. Begitu pula dengan Iblis. Ketika dia ditanya Allah apakah yang menghalanginya dari sujud kepada Adam , dia tidak tersungkur memohon ampun. Tapi malah mendebat. Maka pintu taubatpun tertutup.

Tertutupnya pintu taubat karena telah jatuh ketetapan Allah tidak bisa diubah atau dimintakan keringanannya bahkan oleh nabi sekalipun. Wahyu Allah dalam Kitab NYA yang menerangkan tentang soal jawab nabi Ibrahim dengan para utusan ( Malaikat) dapat dijadikan rujukan. Saat itu nabi Ibrahim bersoal jawab dengan para utusan tentang urusan mereka terhadap kaum nabi Luth. Maka jawab para utusan adalah : "Wahai Ibrahim. Tinggalkanlah ini. Sungguh ketetapan Tuhanmu telah datang. Dan mereka itu akan ditimpa azab yang tidak dapat ditolak ". Kalau nabi yang dimuliakan saja tidak dapat mengubah atau meminta keringanan atas ketetapan Allah maka bisakah yang selain nabi melakukannya?. Begitupun mereka yang telah Allah tetapkan menjadi penghuni neraka. Doa seorang nabipun tidak berlaku  bagi mereka. " Apakah engkau hendak menolong mereka yang ada dalam api neraka?". 

" Bagi mereka yang kafir setelah beriman dan semakin menjadi-jadi kekafirannya maka AKU akan menolak taubatnya".

Kalimat Allah itu berlaku atas Iblis. Karena kekafirannya semakin menjadi dengan mendebat perintah Allah maka Allah menempatkannya di Jahanam. Itulah bukti bahwa hamba Allah yang ahli ibadah dan mulia dapat abadi di neraka. Hanya karena pintu taubat telah tertutup bagi dirinya. Begitulah yang terjadi pada kebanyakan umat-umat terdahulu. Ketika Allah mengutus hamba NYA untuk menyampaikan kebenaran mereka menolaknya. Maka ketetapan Allah pun jatuh atas mereka. Pintu taubat tertutup dan kebinasaan menimpa mereka.

Dari semua yang telah Allah jelaskan dalam Kitabnya tentang apa yang dialami oleh umat-umat terdahulu maka dapat kita ambil pelajaran bahwa sesungguhnya tidak ada yang bisa mengetahui kapankah pintu taubat itu tertutup. Oleh karenanya janganlah pernah menunda taubat. Bersegeralah dengan itu dan ikutilah apa-apa yang Allah ajarkan dalam Kitabnya.

Banyak diantara kita yang tidak menyadari dosa yang diperbuat. Bahkan kita menyangka berada dalam kebenaran. Kita menyangka mendapat petunjuk. Padahal Allah membiarkan syetan menjadi teman bagi kita. Lalu kita berkeyakinan karena Allah Maha Pengampun maka taubat menjelang ajal akan diterima. Ketika nyawa sudah diujung kerongkongan. Padahal Allah tidak pernah menjanjikan itu. Apa yang telah dialami firaun dan iblis menjelaskan itu semua.

Oleh karena kita tidak mengetahui bila saatnya pintu taubat tertutup bagi kita, maka janganlah pernah menunda taubat. Bersegeralah seperti yang diperintahkan Allah dalam Kitabnya. Dan buktikanlah taubat itu dalam sisa umur kehidupan. Sungguh beruntung mereka yang segera menyadari dosanya dan segera bertaubat. Karena kebanyakan manusia lalai akan dosanya. Allah tidak memberinya petunjuk sehingga dia semakin larut dalam dosa. Bahkan banyak yang menyangka berada dalam kebenaran padahal dia berkubang dalam lumpur dosa. Itu karena Allah telah menyesatkannya.

" Mereka yang kafir lalu beriman dan kafir lagi maka AKU akan menambahkan kekafiran itu dalam dirinya sehingga dia tersesat semakin jauh"

" Bagi mereka yang berpaling dari pengajaran KU maka AKU akan menjadikan setan sebagai temannya. Mereka menyangka mendapat petunjuk".

Maka janganlah bermain-main dengan taubat. Jangan menundanya. Dan jangan pernah mengulanginya. Dan patuhilah segala yang DIA ajarkan dalam Kitab NYA. Agar DIA tidak memandang sebagai orang yang kafir setelah beriman. Karena DIA tidak akan menerima taubat mereka yang demikian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puasa Untuk Menjadi Pribadi Yang Bertakwa (Kajian 6)

Apakah Itu Menyekutukan Tuhan (Kajian 3)

Apakah Itu Islam (kajian 2)