Imlek & Xin Wen

Hari Minggu , tgl 14 Februari nanti rakyat Indonesia keturunan Tionghoa akan merayakan Imlek atau tahun baru China. Perayaan tahun baru ini tentunya tidak berbeda dengan perayaan tahun baru lainnya seperti tahun baru masehi , tahun baru Islam dan juga tahun baru Jawa. Yang menarik ini adalah perayaan tahun baru yang boleh dibilang baru 9 tahun belakangan diperingati secara meriah. Dulu pada masa sebelum tahun 2001 , perayaan ini boleh dibilang haram hukumnya. Namun sekarang saudara kita yang etnis China dapat merayakannya dengan tenang dan nyaman. Satu perubahan yang positif mengingat perayaan tahun baru apapun etnis dan agamanya adalah sesuatu yang bersifat hak azazi.


Keturunan China di negeri ini sudah ada bahkan sejak masa kerajaan Majapahit. Bahkan pada zaman para wali pun juga ada keturunan Wali  yang menikah dengan etnis china. Ini mengandung arti bahwa etnis China tidak bisa dilepaskan dari sejarah bangsa ini. Saking lamanya keberadaan mereka ditengah etnis lain di negeri ini membuat banyak diantara mereka yang bahkan sudah tidak merasa kalau dirinya China. Mereka sudah merasa menjadi Orang Indonesia. Lantas apakah mereka perlu memelihara tradisi budaya mereka di negeri ini ? Tentu perlu. Karena akar budaya dan tradisi sifatnya adalah emosional. Sangat sulit bagi seseorang untuk melepaskan akar budaya yang sudah turun temurun. Oleh sebab itu memberikan kesempatan kepada mereka untuk menjalankan tradisi leluhur adalah sesuatu yang sangat baik. Namun ditengah kesempatan yang diberikan kepada etnis China di negeri ini , ada sesuatu yang mengganjal perasaan saya.

Bagi saya tradisi suatu etnis perlu dilestarikan dan dijaga. Namun keinginan ini tidak boleh mengganggu tujuan utama kita dalam hidup berbangsa dan bernegara. Saya dapat memahami euforia yang terjadi dikalangan saudara saya keturunan China atas kesempatan yang diberikan setelah sekian lama mereka terbelenggu. Tetapi keadaan ini tentunya tidak boleh sampai melampaui batas. Ada sebuah tayangan televisi yang menurut saya agak berlebihan dalam konteks ini. Tayangan tersebut adalah : Metro Xin Wen. Saya yakin tayangan ini juga bukan atas kehendak mereka yang dari etnis China. Ini sepenuhnya kreativitas dan inisiatif media yang bersangkutan. Dan Media yang bersangkutan juga mungkin ingin mengapresiasi warga keturunan China.

Dalam kehidupan berbangsa kita diharuskan untuk mengutamakan kepentingan nasional diatas kepentingan individu, kelompok atau etnis. Media Televisi adalah media massa yang mempunyai ruang tayang sangat luas. Sementara untuk kepentingan pembangunan bangsa kita perlu untuk membangun apa yang disebut karakter bangsa. Salah satu ciri bangsa yang berkarakter adalah yang mencintai dan menghormati bahasanya sendiri. Kita tahu bahwa bahasa nasional kita adalah bahasa Indonesia. Ini adalah bahasa resmi. Arti dari bahasa resmi adalah semua media komunikasi yang bersifat massal haruslah menggunakan bahasa ini sebagai bahasa pengantarnya. Kenapa kita tidak menggunakan bahasa resmi ini saja untuk penyampaian berita kepada seluruh etnis di negeri ini. Bukankah cara menghargai bahasa nasional adalah dengan menggunakannya dalam percakapan resmi sehari-hari.

Saya sangat terkesan dengan orang China di RRC sana , Orang Jepang dan juga Orang Perancis. Mereka sangat menghormati orang asing yang mau berkomunikasi dengan bahasa mereka. Ini berbeda dengan orang kita yang merasa bangga jika bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris , Arab dan juga China. Ada apa dengan ini semua ? Adakah kita sudah tidak bangga lagi menjadi Orang Indonesia ? Kalau untuk urusan kepentingan bisnis atau lainnya , kenapa tidak kita minta saja pihak asing untuk mempelajari bahasa kita. Bukankah bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah dipelajari. Ataukah kita selalu merasa rendah diri terhadap orang asing ? Mungkin kita perlu belajar dari orang Perancis yang sama sekali tidak menggubris jika diajak berbicara selain dengan bahasa mereka. Dan bukankah Perancis juga negara maju walaupun banyak masyarakatnya tidak bisa berbicara bahasa Inggris. Demikian pula Jepang dan juga China. Mereka sangat bangga dengan bahasa nasionalnya.

Saya tidak bermaksud melarang atau tidak setuju jika ada etnis China bicara Mandarin , sebagaimana halnya saya juga tidak keberatan jika ada orang Jawa ngomong bahasa Jawa. Namun kita tetap harus menghargai bahasa Nasional kita. Inilah kebanggaan kita dan harga diri kita. Apalagi jika bahasa tersebut dipakai sebagai bahasa pengantar di media massa. Bukankah dengan selalu menggunakan bahasa Indonesia tidak berarti kita tidak menghormati etnis China , Jawa , Arab dan lainnya.

Dan akhirnya , untuk menghormati suatu etnis di negeri ini bukan berarti kita harus menghilangkan makna penting bahasa Indonesia. Bukankah untuk menghormati orang jawa , juga tidak harus dengan berbahasa Jawa ? Justru hanya bahasa Indonesialah yang dapat mempersatukan kita . Gong Xi Fat Choi.

Komentar

  1. iya metro tv kan tv nasional seharusnya ga boleh pake bahasa daerah pa lagi bahasa cina, kalo cuma logat ma ga masalah

    kalo nonton metro xinwen berasa seperti di negeri lain, seharusnya mereka nyiarin di cina aja tuh xinwen

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas komen dan kunjungannya. Kita perlu memelihara kebanggaan sebagai bangsa karena inilah yang selama ini telah hilang menguap karena ambisi sempit diantara kita.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puasa Untuk Menjadi Pribadi Yang Bertakwa (Kajian 6)

PANCASILA - Dasar & Falsafah Negara

AL FATIHAH