Deklarasi Nasional Demokrat

Senin 01 Februari 2010. Di Istora Senayan berlangsung deklarasi sebuah Organisasi Massa baru yang diberi label Nasional Demokrat. Naskah deklarasi dibaca oleh seorang intelektual muda yang sedang naik daun , Anis Baswedan. Platform ormas ini adalah sebagai wadah bagi masyarakat untuk aspirasi mempercepat proses demokrasi.

Sepintas memang tidak ada yang aneh dengan deklarasi ini. Namun jika dicermati , ormas ini banyak diisi oleh orang-orang Golkar yang boleh dikatakan tersingkir sejak kongres partai terkahir. Ada Syafii Maarif yang bukan Golkar dan juga ada Budiman Sujatmiko yang anggota DPR dari PDIP. Namun bagi saya deklarasi yang diselenggarakan terlalu mewah untuk ukuran sebuah Organisasi Massa. Ada seremonial besar yang diisi oleh panggung dengan dekorasi mewah. Ada lagu mars yang dinyanyikan oleh penyanyi terkenal dan juga iklan TV.

Entah mengapa , anak negeri ini sekarang sangat gandrung dengan kemewahan. Bahkan sebuah organisasi massa yang dalam deklarasinya menyatakan akan berjuang demi kesejahteraan rakyat , merasa perlu untuk bermewah-mewah. Rakyat Indonesia saat ini masih belum terlepas dari krisis ekonomi yang mendera sejak Agustus 1997. Mata uang kita masih terpuruk dan sudah menjadi rahasia umum hampir seluruh komponen produksi kita menggunakan unsur asing. Artinya untuk menunjang kehidupan perekonomian kita tidak bisa dilepaskan dari produk impor. Bahkan beras dan gulapun juga impor. Kalau mata uang terpuruk , bagaimana kondisi kita tidak krisis ?.  Dan dalam situasi seperti ini tidak ada kata bijak selain melakukan penghematan dalam hal apapun. Yang dimaksud dengan penghematan bukan berarti kita tidak boleh melakukan kegiatan. Tetapi kegiatan harus sungguh-sungguh diperhitungkan effektifitasnya dan dengan biaya seefisien mungkin. Segala biaya yang sifatnya hanya untuk kemegahan atau prestise sebaiknya dihindari.

Saya tidak ingin mempersoalkan berapa biaya yang digunakan untuk deklarasi ormas ini dan dari mana asalnya. Saya yakin bahwa dana tersebut  tidak berasal dari kas Negara. Saya hanya ingin memberikan catatan perihal platform ormas dengan realita tindakan yang dilakukan. Apakah tekad untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat yang sangat menderita ini pantas dilakukan dengan bermewah-mewah. Apakah kemewahan yang ditonjolkan bukannya dapat menyinggung perasaan rakyat yang makan saja susah. Saya sangat senang jika banyak anak negeri ini yang berkomitment untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Tetapi apakah tekad seperti itu harus dinyatakan dengan kemegahan sementara perjuangan untuk meningkatkan kesejahteraan justru menuntut kesediaan untuk bersahaja.

Bangsa ini sudah lama kehilangan tokoh panutannya. Kita sudah tidak lagi memiliki pemimpin dalam arti yang sebenarnya. Pemimpin sejati adalah pemimpin yang tidak hanya pandai bicara dan mengaduk-aduk emosi rakyatnya. Tetapi pemimpin yang mampu menunjukkan hasil nyata dengan tindakan kongkrit yang penuh dengan contoh dan teladan. Karena ujung dari sebuah kepemimpinan adalah bagaimana memberi contoh. Akan sangat sulit dipercaya jika ada seorang yang disebut tokoh bertekad berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan sementara dia tidak memahami apa arti kemiskinan. Kemiskinan dalam arti ekonomi adalah terjadinya kondisi dimana untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dasarnya saja sudah tidak mampu. Oleh karena itu untuk membantu mereka meningkatkan kehidupannya maka tidak ada cara selain mengalokasikan sumber dana dan potensi yang ada untuk mereka sebagai prioritas. Artinya jika sebuah kegiatan dapat ditekan dananya maka hal itu menjadi prioritas dan kelebihan dana akan dialokasikan untuk peningkatan kesejahteraan.

Memang deklarasi ormas tidak ada hubungannya dengan peningkatan kesejahteraan karena mereka bukan pemerintah. Namun bukankah mereka berjanji bahwa deklarasi itu adalah untuk kepentingan pembangunan bangsa. Kalau konsep pembangunannya dilakukan dengan cara keliru apakah hasil yang diinginkan dapat dicapai. Dan bagaimana jika kelak mereka tampil memimpin negeri ini sementara kebiasaan bermewah-mewah tidak dapat dihindari ?.

Saya sendiri memiliki perhitungan , bahwa kelak menjelang pemilu 2014 bukan tidak mungkin Ormas ini akan berubah wujud menjadi partai politik. Kenapa ? karena deklarasinya sama sekali tidak mencerminkan deklarasi layaknya sebuah ormas biasa. Kita tunggu saja .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puasa Untuk Menjadi Pribadi Yang Bertakwa (Kajian 6)

PANCASILA - Dasar & Falsafah Negara

AL FATIHAH