Pagar Istana- Keamanan atau Kesombongan

Ditengah panasnya berita-berita seputar Pansus Century dan 100 hari kinerja SBY-Boediono, menyeruak berita tentang pemugaran pagar istana negara yang menelan biaya 20 milyar rupiah. Pemugaran pagar dengan alasan untuk meningkatkan keamanan istana negara ini terasa cukup menyesak ditengah kesulitan hidup rakyat saat ini. Apakah demi keamanan  - yang belum jelas ancamannya - presiden merasa perlu membuat pagar dengan biaya sangat tinggi ini . Bukankah saat ini sudah jelas beban hidup masyarakat makin berat dengan tingginya inflasi ditambah dengan cuaca yang tidak bersahabat. Apakah pemerintah merasa tidak perlu berempati dan merasa keamanan adalah segala-galanya ? Atau akankah pemerintah  menyalahkan cuaca sebagai penyebab derita masyarakat sebagaimana angin yang sudah disalahkan dalam kasus rudal nyasar ?


Rakyat kita sekarang sedang bergelut dengan problem pemenuhan kebutuhan hidup. Hasil panen yang tidak
sesuai harapan dan aktifitas yang terganggu oleh cuaca sudah menjadi beban bagi mereka. Belum lagi ancaman naiknya harga-harga kebutuhan yang saat ini sudah mulai bergerak naik. Dan kemungkinan naiknya harga minyak dunia sebagai dampak buruknya cuaca. Apakah hal-hal tersebut tidak menjadi perhatian pemerintah dan berusaha untuk mencari solusinya. Atau jika solusinya sulit , paling tidak empati pemerintah atas beratnya hidup yang dirasakan rakyat. Sungguh , rakyat sangat membutuhkan perhatian pemerintah dalam mendukung mereka mengatasi problem hidup. Keprihatinan atau empati sekecil apapun sangat berarti bagi rakyat saat ini. Pedagang kaki lima yang sering digusur lapaknya tentu akan merasa sakit hatinya jika mereka dianggap sebagai perusak pemandangan. Sementara untuk keperluan keindahan dan keamanan negara tidak segan mengeluarkan duit rakyat hingga puluhan milyar.

Pejabat negara dan para politisi boleh saja berdalih dan berkelit untuk membenarkan apa yang dilakukan. Namun tidakkah disadari bahwa hati kecil rakyat sudah tersakiti. BLT yang dulu dijanjikan , sekarang seret. Sementara income masyarakat masih banyak yang terpuruk dibawah garis kesejahteraan. Saat ini jumlah rakyat yang tidak sejahtera jumlahnya sudah diatas 100 juta. Apalagi jika kita gunakan standar sehat dalam menetapkan ukuran batas sejahtera angka tersebut pasti akan membengkak. Saya sendiri lebih setuju bahwa batasan sejahtera adalah rakyat yang memiliki income diatas Rp 2 juta per bulan. Karena jika dibawah itu untuk ukuran keluarga dengan 2 orang anak , maka mereka hanya bisa hidup secara pas-pas an alias belum sejahtera. Kalau rakyat di negeri ini sudah banyak yang sejahtera , maka tentunya layak bagi negara untuk memiliki pagar istana senilai 20 milyar dan juga pesawat kepresidenan. Jadi disini bukan soal apakah keamanan itu penting atau tidak , dan apakah pesawat kepresidenan itu bermanfaat atau tidak. Tetapi kepedulian dan empati terhadap kondisi rakyatlah yang harus diutamakan.

Saya hanya berharap semoga para politisi dan pejabat kita segera sadar bahwa uang yang mereka pergunakan itu adalah uang rakyat. Jika rakyatnya sekedar untuk hidup layak saja harus berjuang hidup-mati , apakah layak mereka menghambur-hamburkan uang yang tidak ada korelasinya dengan peningkatan kesejahteraan rakyat. Semoga mereka segera mengakhiri kesombongannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puasa Untuk Menjadi Pribadi Yang Bertakwa (Kajian 6)

PANCASILA - Dasar & Falsafah Negara

AL FATIHAH