Unjuk Rasa Nan Elok

Tadi siang, Kamis 28 Januari 2010 beberapa kelompok masyarakat mulai mendatangi Istana Merdeka untuk menyampaikan aspirasi mereka berkenaan dengan ketidak puasan atas kinerja 100 hari kabinet SBY-Boediono. Beragam kelompok mulai dari LSM, Mahasiswa, buruh sampai korban Century menyatu menyampaikan segala unek-unek mereka. Tuntutan yang disampaikan umumnya menilai SBY-Boediono telah gagal dan karenanya harus turun dari jabatan. Disamping ada tuntutan untuk penyelesaian tuntas kasus Century utamanya pengembalian uang nasabah dan juga isu Out sourching yang disuarakan oleh para buruh.



Menarik untuk disikapi adalah bahwa unjuk rasa yang diikuti oleh kelompok yang sangat beragam tersebut berjalan elok. Memang ada hujatan dan makian kepada penguasa negeri namun hal itu adalah lumrah dalam sebuah unjuk rasa. Dan menjelang pukul 17.00 massapun berangsur-angsur surut dan unjuk rasa berakhir tanpa kerusuhan sesuai dengan janji dan rencana semula. Sudah dua kali unjuk rasa yang dicemaskan oleh penguasa ternyata berakhir dengan tertib. Disini nampak kontribusi kelompok Indonesia Bersih dalam mengkoordinir massa benar-benar rapi. Salut untuk Effendy Ghozali dkk. Mereka telah melakukan persiapan untuk aksi ini beberapa hari sebelumnya. Sebuah kerja yang tidak bisa dianggap ringan. Yang bisa saya ambil dari unjuk rasa ini adalah tanggung jawab mereka terhadap ketertiban walaupun sesungguhnya hati mereka terbakar karena melihat ketidak beresan pemerintah dalam menangani negara. Hati mereka panas namun kepala tetap dingin.

Wajar mereka berteriak bahkan menghujat. Kesulitan hidup saat ini memang makin terasa. Harga kebutuhan pokok pasti merayap naik ditahun 2010 ini. Sementara pemerintah belum menunjukkan tanda-tanda akan berhasil mengatasi problem ekonomi yang sudah berlangsung selama 10 tahun. Memang ada pertumbuhan , namun ini hanya dinikmati oleh golongan tertentu. Dan yang mengkhawatirkan bahwa pertumbuhan tersebut terjadi karena meningkatnya konsumsi masyarakat. Memang konsumsi didorong dengan adanya kenaikan gaji pegawai negeri, guru , tunjangan wakil rakyat dan proyek yang hanya dinikmati oleh segelintir masyarakat. Dan ini masih ditambah dengan pesta pilkada yang menggunakan uang tidak sedikit. Uang-uang tersebut berputar di masyarakat sehingga seakan-akan ada pertumbuhan. Tetapi tahukah kita akan posisi keuangan negara saat ini ? Menurut perkiraan negara saat ini dan masa mendatang akan dihadapkan pada problem keuangan yang pelik. Saat ini sudah mulai terlihat dengan mulai seretnya dana BLT. Dan beberapa daerah kemungkinan akan merubah jadwal Pilkadanya karena problem pendanaan. Dengan diberlakukannya free trade dengan China sudah bisa dipastikan bahwa neraca perdaganganpun akan minus. Akan semakin banyak PHK dan problem sosialpun akan meningkat. Siapkah SBY-Boediono menghadapi ini semua?.

Sejauh ini memang belum ada langkah-langkah kongkrit yang diambil. Teriakan kaum buruh yang tercekik oleh sistem Out Sourching yang dipraktekkan pengusaha seakan tidak terdengar oleh pemerintah. Padahal sebenarnya jalan keluarnya tidak terlalu rumit jika ada kemauan. Ini semua hanyalah soal kebijakan. Negeri ini memiliki sangat banyak sumber daya yang dapat dikerahkan. Bahkan semangat gotong-royong masyarakatnyapun tidak kalah oleh rakyat China. Semua memang berputar bak lingkaran setan dengan triger utamanya adalah problem korupsi. Jika ini dapat diatasi maka akan banyak uang negara yang dihemat, daya saing dunia usaha juga akan meningkat karena menurunnya ekonomi biaya tinggi sebagai dampak korupsi. Pemerintah juga dapat memberikan insentif pajak dengan memotong Pph Badan yang sangat memberatkan. Dengan adanya insentif pajak, pengusaha dapat meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Dan dengan meningkatnya kesejahteraan karyawan maka produktivitaspun akan meningkat. Ini semua akan sangat menarik para investor. Tanpa diundangpun mereka akan antri untuk bisa berbisnis di negeri ini. Indonesia adalah pasar yang sangat menarik bagi kalangan pengusaha. Sayang iklim yang dibentuk tidak mendukung untuk itu.

Seharusnya pemerintah mendengarkan apa yang diteriakkan oleh rakyat ini. Rakyat tidak menuntut berlebihan. Yang diinginkan hanya berantas korupsi dalam arti yang sebenarnya. Rakyat sudah muak dengan segala sandiwara dan basa-basi politik. Dengarkan suara mereka toh mereka sudah menyampaikannya dengan elok. Jangan sakit hati jika dicaci dan dimaki karena itulah resiko jadi pejabat. Sekarang saatnya pemerintah menunjukkan siapa yang lebih dewasa dalam bersikap. Rakyat yang hari ini melakukan unjuk rasa ataukah pemerintah. Jangan berkelit dengan segala dalih untuk menangkis segala kritikan dan makian. Ini adalah cermin yang sesungguhnya. Dan jangan sampai buruk rupa , cerminpun dibelah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puasa Untuk Menjadi Pribadi Yang Bertakwa (Kajian 6)

Apakah Itu Menyekutukan Tuhan (Kajian 3)

PANCASILA - Dasar & Falsafah Negara